Spices have some beneficial for our health. But direct consuming of spices are not suggested because much of active compound from those. Active compound from spices have some physiological effect. example like gingerol from ginger, oleoresin and specific flavor from piper, camphene from lemon grass give hot physiologic. Eugenol has high antioxidant activity from cloves extract, terpenoid from Alyxia reinwardtii, geraniol from lemongrass and other spices with beneficial effect. The One of safe utilize spices for beneficial health is extracting them solely or mixing together by hot water before its drunk.
Sabtu, 18 Oktober 2014
Toksikologi Makanan
Toksikologi bahan pangan merupakan ilmu yang mempelajari
pengaruh buruk makanan bagi manusia. Makanan dapat dipandang sebagai campuran berbagai senyawa kimia. Campuran
tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu, nutrisi, toksin alami,
kontaminan dan bahan aditif. Kandungan nutrisi pada makanan mencapai 99.9
% terdiri atas karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, kesemua bahan kimia dalam makanan dapat berpotensi
meracuni tubuh. Melalui proses pencarian yang lambat dan cara trial and error
manusia berusaha untuk menghilangkan efek negatif dari makanan. Pada akhirnya
manusia memiliki cara pengolahan dan
metode menghilangkan atau meminimalkan toksin dalam makanan. Pada umumnya
toksin akan mengalami kerusakan selama proses preparasi dan pemasakan makanan.
Sekalipun demikian makanan yang sudah mengalami proses pengolahan dapat
mengalami kerusakan akibat kontaminasi. Toksin yang ada dapat menyebabkan
peristiwa keracunan. keracunan makanan selain disebabkan adanya toksin dan
kontaminasi, dapat pula dipicu oleh adanya senyawa anti gizi dan penggunaan
bahan aditif makanan. Berikut ini senyawa kimia yang bersifat racun pada
makanan.
1. Toksin Alami
Berupa kelompok toksin yang secara alamiah ada dalam makanan
termasuk dalam kelompok ini adalah phenol, glikosida sianogen, glukosinolat,
inhibitor asetilcholinesterase, amina biogenik, dan stimulan sentral.
Kelompok fenol yang biasa dijumpai dalam proses produksi
makanan dan minuman kelompok ini merupakan kelompok racun yang jarang
menyebabkan keracunan akut; beberapa diantaranya adalah: asam fenolat seperti
asam kafeat, asam ferulat, asam galat, flavonoid, lignin, tanin yang dapat
terhidolisis, dan tanin terkondensasi dan turunannya. kelompok fenol yang lebih
heterogen umumnya memiliki tingkat racun yang lebih tinggi, beberapa
diantaranya adalah kumarin, safrol, miristisin, dan fenolat-fenolat amin.
Kelompok glikosida sianogen merupakan glikosida yang mampu
menghasilkan sianida akibat proses aktifitas enzim hidrolitik. racun sianida
bersifat mematikan dengan dosis 0.5 sampai3.5 mg/kg berat badan. Bebrapa jenis
tanaman yang mengandung glikosida sianogen diantaranya adalah, ketela pohon,
sorgum, biji karet, gadung dan pucong.
glukosinolat. hirolisis glukosinolat menghasilkan
isotiosianat dan nitril. Beberapa isotiosianat menunjukkan efek racun pada
embrio tikus sedang beberapa diantaranya menyebabkan sitotoksik dan mutagenik.
glukosinolat dapat dijumpai pada sayur-sayuran seperti kol dan brokoli.
inhibitor asetilkolinesterase; kelompok ini diantaranya
adalah kelompok alkaloid, salah satu umbi yang cukup berpotensi menghasilkan
inhibitor adalah kentang. kentang mengandung glikoalkaloid solanin. Umbi
kentang komersial mengandung solanin 2 – 15 mg per 100 gr . Umbi kentang yang
berwarna hijau memiliki kandungan solanin yang lebih tinggi dan terkonsentrasi
pada bagian kulit yang berwarna hijau. Keracunan solanin dapat mengganggu
sistem pencernaan dan simtom syaraf.
Amino biogenik terdapat dalam beberapa tanaman tertentu
seperti, buah apokat, pisang, kurma, nanas, dan tomat. Beberapa amino biogenik
yang cukup beresiko yaitu phenethylamines, dopamine, norepinephrine, dan
tyramine yang menyebabkan hipertensi. Jenis yang terakhir adalah stimulan,
termasuk didalamnya adalah kafein teofilin dan teobromin.
2. Zat anti nutrisi
Zat anti nutrisi dapat mempengaruhi senyawa makanan sebelum
dimakan, selama pencernaan dalam saluran pencernaan dan setelah penyerapan oleh
tubuh. Pengaruh negatif dari zat anti nutrisi tidak segera nampak sebagaimana
senyawa toksik pada makanan. Pengaruh
yang nampak dari konsumsi zat anti nutrisi adalah kekurangan gizi atau keadaan
nutrisi marginal. Zat anti gizi dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: anti
protein termsuk diantaranya adalah protease inhibitor, terdapat pada
kacang-kacangan. Anti mineral termasuk didalamnya adalah asam fitat, asam
oksalat, glukosinolat, serat pangan dan gosipol. Kelompok anti nutrisi
berikutnya adalah anti vitamin, termasuk didalamnya asam askorbat oksidase,
anti tiamin, antipiridoksin
3. Kontaminan
Kontaminasi zat beracun dapat terjadi melalui tiga cara,
yaitu pertama; bercampur secara langsung dengan bahan-bahan yang mengandung
racun, yang kedua karena produk tersebut telah memakan racun, misalnya ikan
terkena racun (logam berat) dan susu yang berasal dari hewan yang terkena
racun, dan yang ketiga adalah kontaminasi yang berasal dari mikroorganisme.
4. Bahan Tambahan Makanan
Penggunaan bahan aditif makanan dimaksudkan untuk pengawet,
membentuk tekstur dan citarasa, penambah nilai gizi, pewarna, dan lain
sebagainya. Banyaknya variasi produk semakin meningkatkan penggunaan zat
aditif. Sayangnya penggunaan bahan aditif pada makanan belum tentu aman. Bahan
aditif terkadang belum cukup informasi toksikologisnya sehingga efek penggunaan
jangka panjang terhadap kesehatan belum diketahui. Perhatian terutama dari
penggunaan bahan aditif adalah pada perannya sebagai pemicu kanker dan gangguan neurologis yang terjadi.
(sudah diposting juga di sendhika.wordpress.com )
Langganan:
Postingan (Atom)