Blog Post

Jumat, 28 November 2014

Artefacts of Ancient Melayu

One of the  Ancient Malayu  kingdom has found at the central of Sumatra island Jambi. This kingdom and  Srivijaya kingdom at other side had grow at the same era.  Ancient Malay kingdom was the the center of Mahayana Budhism. Ancient  Malayu kingdom was rich of gold mine, Jambi's gold mines were primary economics resources and become the origin of  name Svarnadwipa (island of gold) the sanskrit name of Sumatra. Until now traditional gold miner are found along the Batanghari river.
Strategic geographic position in the heart of Sumatra made Melayu kingdom prospered. Much of temple has founded at there. At 7th century Melayu kingdom be a part of Srivijaya, but Jambi still a stopover sea trade route eastern and western Asia. At 1025 Srivijaya conquered by Cola Mandala from India, many the prince flee to inland of Sumatra.  They established of new Melayu Kingdom with the name of Dharmasraya .
At 1088 Dharmasraya revance conquer of Srivijaya. After 10th  century AD. sea lane trade offer eastern- western Asia seems not safe, piracy occurs in the cities on the coast and rivers. On the other hand, the religion of Islam began to grow. Islam offers equality of human status makes it easily accepted by society coastal and river. The Hindu's-Budha's kingdom at South East Asia moved of the government to inland. Area of the temple began to be abandoned and forgotten.
After islamic era and sultanate was established in Jambi temple area abandoned populated and disappear it.
At 1824 the temple complex was found at Muaro Jambi by SC Crooke the  United kingdom army member.  Until the beginning of the 21st century,  the temple Muaro Jambi complex has been identified approximately 110 buildings of the temple which is comprised of approximately 39 groups of temples. Ancient canal was found at there.
The temples of Jambi dominated by brick formations. Majority of the temples found in damaged condition.
The  part  artifacts of the Budhis temple  in Muaro Jambi complex



Kamis, 27 November 2014

Memanfaatkan google drive

Saat ini istilah online tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sehari-hari. Hampir semua kegiatan perkantoran dapat dibuat secara online, demikian pula kegiatan belajar mengajar. Bahkan pemerintahpun ingin membuat e-goverment. Melalui fasilitas blog atau website orang dapat saling tukar informasi. 

Semenjak diperkenalkan cloud sebagai tempat penyimpanan data virtual, kegiatan online menjadi semakin bermakna dan praktis. Orang semakin tergantung pada internet. Beberapa perusahaan internet telah menyediakan fasilitas ini, misalnya dropbox, samsung, google, dll. Salah satuna akan kita bahas disini yaitu google. Google.com  memberikan  fasilitas penyimpan data virtual melalui docs.google.com. Kita dapat memiliki media penyimpan virtual otomatis dan gratis (google drive) setelah kita mendaftar email di google.com. Untuk memanfaatkan google drive kita dapat mengikuti langkah langkah sebagai berikut:

1. Masuk/login ke email kita di google.com















2. buka docs.google.com pada media peramban anda








3. Anda akan melihat tampilan docs.google.com, lalu lihat ke pojok kiri atas dan kliklah sehingga akan tampil sebagai berikut:















4. Anda dapat bekerja dengan membuat dokumen, spreadsheet, maupun slide.

Dokumen untuk keperluan penulisan naskah

spreadsheet untuk keperluan olah data dan

slide untuk keperluan pembuatan presentasi. 

File-file tersebut akan disimpan secara otomatis beberapa detik kemudian.


5. Anda dapat mendownload hasil kerja anda menjadi format docs, xls, maupun pptx, untuk disimpan pada perangkat keras milik anda sendiri.


6. Anda dapat berbagi file dengan rekan anda dengan mengundangnya melalui share, yang ada di pojok kanan atas file anda. Pekerjaan Kelompok bisa dikerjakan tanpa janji ketemuan. 


7. Asyiknya file anda bisa diakses melalui Hp android anda, sehingga dapat dikerjakan dimanapun lokasi anda. Asal ada sinyal

 Selamat memanfaatkan fasilitas tersebut secara gratis


Rabu, 26 November 2014

Tumbuh bermula dari Irigasi

Irigasi merupakan suatu sistem pemberian air pada lahan pertanian. Sebagai sistem irigasi dapat dipecah menjadi input, proses dan output. Input dalam irigasi dapat berupa waduk, bendung, rawa, dan sumur yang berfungsi sebagai pamasok air. Sedangkan proses meliputi bagaimana air yang tersedia dibawa dari sumber ke lahan pertanian, sedangkan outputnya adalah seberapa lama dan seberapa banyak  jumlah  air  yang  sampai ke lahan  pertanian.


Irigasi ditinjau dari segi sejarahnya telah dikenal sejak jaman mesir kuno, maupun di jaman Mesopotamia sekitar 3000 SM. Di Indonesia kemungkinan sejarah irigasi sudah dikenal sejak abad 5 M, tetapi bukan tidak mungkin sejarah irigasi sudah dimulai jauh sebelum itu. Ingat penemuan  situs gunung padang yang berusia lebih dari 5000 tahun yang lalu.Irigasi yang baik memerlukan pengelolaan yang menyeluruh, mulai dari penciptaan, cara pemeliharaan sumber, pemeliharaan saluran dan pemeliharaan lahan pertanian, juga diperlukan pula langkah-langkah perluasan daerah irigasi. Dasawarsa terakhir menunjukkan, laju kerusakan daerah irigasi lebih besar dari langkah perbaikannya. Keadaan itu menunjukkan semakin lama banyak fihak tidak memperdulikan ketersediaan lahan pertanian, mungkin disebabkan semakin tersedianya akses makanan lain selain komoditas lokal yang selama ini ada, berupa produk makanan impor.


Dampak pemberian irigasi pada suatu lahan pertanian membuat kawasan tersebut lebih banyak menghasilkan bahan pangan pokok sehingga mendorong orang untuk pindah ke kawasan tersebut. Adanya cadangan air yang lebih lama dari daerah lain juga merupakan faktor lain yang menyebabkan orang berpindah tempat. Peninggalan peninggalan kuno menunjukkan bahwa pusat-pusat penduduk dan peradaban terdapat ditepian sungai. Ketersediaan pangan dan air menjadikan kawasan pertanian berkembang menjadi kawasan pertumbuhan penduduk.  Selanjutnya pusat pertumbuhan penduduk tumbuh menjadi perkotaan dan menggeser kawasan pertanian produktif. Keadaan ini adalah hal yang saat ini kita alami. 
Saat ini pergeseran dan kooptasi lahan pertanian senantiasa terjadi, bahkan di beberapa daerah di P Jawa tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Alih fungsi lahan pertanian harus dikendalikan. Bukankah sumber pangan kita berasal dari lahan pertanian?. Penciptaan lahan pertanian baru mengandung resiko kegagalan yang cukup besar. Rendahnya Return of Investment usaha-usaha pertanian tanaman pangan telah mendorong alih fungsi lahan sawah diluar P Jawa menjadi lahan-lahan perkebunan terutama menjadi lahan kelapa sawit.  Fenomena ini perlu segera disikapi dengan baik agar program swasembada pangan dapat  di wujudkan.

Untuk menunjang keberhasilan swasembada pangan, kita harus merubah sistem pertanian tanaman pangan nasional. Pembangunan Sistem tanaman pertanian pangan sebaiknya perlu melibatkan pendekatan budaya, menggandeng perusahaan perusahaan, dan pembentukan corporate  farming, hal ini perlu dilakukan mengingat pentingnya peningkatan produktifitas dan efektifitas penggunaan lahan pertanian tanaman pangan. Pendekatan budaya perlu diperhatikan dalam membangun irigasi, karena tidak semua suku memiliki budaya utama bertani tanaman panganCorporate Social Responsibility pihak perusahaan perlu diarahkan untuk tujuan penyelamatan lahan pertanian dari upaya-upaya konversi menjadi lahan non pertanian tanaman pangan, karena tanggung jawab pemenuhan kebutuhan pangan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Implementasi mekanisasi pertanian perlu segera dilakukan  untuk menjamin adanya tenaga kerja disektor pertanian di luar P Jawa.

Pada akhirnya perlu kita tekankan bahwa program swasembada pangan perlu pendekatan pembangunan swasembada pangan lestari, yang melibatkan budaya, pemerintah dan lembaga swasta